1.
Fungsi
Sistem Pertahanan Tubuh
·
Penangkal “ benda” asing yang masuk ke dalam tubuh.
·
Untuk keseimbanagn fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan
komponen tubuh yang telah tua.
·
Sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi, atau
ganas, serta menghancurkannya.
Sistem imun tidak dapat dibentuk dalam waktu yang singkat.
Respon imun tubuh alamiah terhadap serangan pathogen baru akan muncul dalam
waktu 24 jam.
2.
Jenis
Sistem Pertahanan Tubuh
a.
Sistem
Pertahanan Tubuh Nonspesifik
Sistem pertahanan tubuh nonspesifik
merupakan pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikroorganisme pathogen satu
dengan yang lainnya
1)
Pertahanan
yang Terdapat di Permukaan Tubuh
a)
Pertahanan
fisik.
Kulit
dan membrane mukosa memberikan penghalang fisik bagi jalan masuknya pathogen ke
dalam tubuh. Lapisan luar sel-sel kulit mati yang keras mengandung keratin dan
sangat sedikit air, sehingga pertumbuhan pathogen menjadi terhambat. Contohnya
adalah:
·
Air Mata: Kelenjar lakrimal mensekresi air mata, yang
melarutkan dan mencuci mikroorganisme dan bahan kimia penyebab iritasi mata
·
Sebum (Minyak): Sebum diekskresikan oleh
kelenjar sebaceous, mengandung asam lemak yang memiliki aksi antimikrobal.
·
Mukus: Hasil ekskresi sel-sel goblet yang terdapat di
sepanjang saluran pernapasan. Mukus merupakan cairan lender yang lengket
sehingga dapat memerangkap pathogen yang berasal dari udara.
b)
Pertahanan
mekanis.
Dilakukan
oleh rambut hidung dan silia. Rambut hidup berfungsi sebagai “filter” udara
yang melewati saluran hidung. Bakteri dan partikel lain yang terperangkap di
mukus akan diserap keluar dari paru-paru oleh silia
c)
Pertahanan
kimiawi.
Dilakukan
oleh sekret yang dihasilkan kulit dan membrane mukosa. Air mata, mukus, saliva,
dan keringat semuanya mengandung zat kimia yang menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Biasanya ditemukan enzim Lisozim di anatar mereka. Lisozim
mengkatalis hidrolisis molekul dinding sel bakteri. Selain itu ada asam
hidroklorik yang terdapat pada cairan lambung membunuh sebagian besar
mikroorganisme yang masuk ke lambung.
d)
Pertahanan
biologis.
Dilakukan
oleh populasi bakteri tidak berbahaya yang hidup di kulit dan membrane mukosa.
Bakteri tersebut melakukan pertahan dengan cara berkompetisi dengan bakteri
pathogen dalam mendapatkan nutrient.
e)
Pertahanan
tubuh oleh sel darah putih.
Sel
darah putih berfungsi sebagai perthanan tubuh terhadap patogen. Terdapat lima
jenis sel darah putih yang terdapat di sumsum tulang. Sel darah putih tersebut
adalah neutrofil, eosinofil, basofil, monosit dan limfosit.
·
Neutrofil memiliki ciri nucleus berlobus, dan merupakan sel
darah putih terbesar. Netrofil memiliki fungsi fagositosis yaitu menelan mikroorganisme
dan sisa-sisa sel mati.
·
Eosinofil memilikin peranan dalam reaksi alergi.
·
Basofil dapat melepaskan senyawa kimia seperti histaminyang
menyebabkan reaksi inflamasi.
·
Monosit akan berkembang menjadi makrofag yang juga
berfungsi fagositosis.
·
Limfosit terdiri atas 2 jenis sel yaitu Limfosit B dan
Limfosit T. Limfosit B berpera dalam antibodi-mediated immunity sementara
Limfosit T berperan dalam cell-mediated immunity.
Neutrofil dan Limfosit menyusun
90% dari sel darah putih dalam tubuh, dan sisanya 10% disusun oleh monosit,
eusinofil, dan basofil.
2)
Respons
Peradangan (Inflamasi)
Inflamasi
merupakan respons tubuh terhadap kerusakan jaringan, misalnya akibat tergores
atau benturan keras. Proses ini dipengaruhi oleh histamine dan prostaglandin.
Inflamasi sanagt berguna sebagai perthanan tubuh, sebab reaksi tersebut
mencegah penyebaran infeksi ke jaringan lain dan mempercepat proses
penyembuhan.
3)
Fagositosis
Fagositosis
adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit, dengan
jalan mencerna (memakan) mikroorganisme/partikel asing yang masuk ke tubuh.
Contohnya adalah ketika sel darah putih menelan pathogen, membawanya ke dalam
vakuola yang terdapat pada sitoplasma sel tersebut, lalu dicerna dengan enzim
litik.
4)
Protein
Antimikroba
Jenis
protein yang berperan dalam system pertahanan tubuh nonspesiik yaitu protein
komplemen dan interferon. Protein komplemen membunuh bakteri penginfeksi dengan
cara membentuk lubang pada dinding sel dan membrane plasma bakteri tersebut.
Interferon akan membentuk zat yang mampu mencegah replikasi virus sehingga
serangan virus dapat dicegah.
b.
Sistem
Pertahanan Tubuh Spesifik
Sistem ini bekerja apabila pathogen
telah berhasil melewati system pertahanan tubuh nonspesifik. System kekebalan
tubuh ini melibatkan peran limfosit dan antibodi. Selain itu adapula imunitas yang diperantai sel. Imunitas ini melibatkan
sel dalam menyerang organisme asing. Pertahanan ini dilakukan oleh sel T. Sel T
terdiri dari 3 jenis yaitu pembunuh, pembantu, dan supresor. Antibodi dihasilkan
oleh limfosit B dan teraktivasi bila mengenali antigen yang terdapat pada
permukaan sel pathogen, dengan bantuan sel limfosit T. Terdapat 3 jenis sel
limfosit B, yaitu sel B plasma, pengingat, dan pembelah. Ketika suatu pathogen
masuk dalam tubuh dan mampu melewati pelindung
lapis pertama dan kedua pada sistem pertahanan alami, misal sel limfosit
B dan sel limfosit T yang memiliki reseptor antigen A akan membelah dan
berdiferensiasi. Hasil pembelahan dan diferensiasi tersebut akan membentuk dua
klon. Klon pertama menghasilkan sel-sel
efektor, sedangkan klon kedua menghasilkan sel-sel memori.
Apabila kemudian antibodi menang
melawan antigen maka tubuh akan sehat dan memiliki sel memori untuk melawan
antigen yang sama di waktu yang akan datang. Oleh karena itu, jika suatu saat
orang tersebut dimasuki oleh antigen (kuman) berjenis sama, tubuh orang
tersebut akan mengaktifkan sel-sel memori yang telah terbentuk sebelumnya.
Waktu untuk menanggapi dan melawan kuman tersebut cenderung lebih pendek di bandingkan
respons pertahanan primer. Hal ini disebut respons pertahanan sekunder.
Berikut
adalah tabel jenis-jenis limfosit beserta fungsinya.
Tipe
Limfosit
|
Jenis
Limfosit
|
Fungsi
|
Limfosit
B (sel B)
|
Sel
B plasma
|
Mensekresikan
antibodi ke system sirkulasi tubuh. Setiap antibodi sifatnya spesifik
terhadap satu antigen patogenik.
|
Sel
B pengingat
|
Mengingat
antigen yang perna masuk ke tubuh. Sel yang deprogram untuk mengingat suatu
antigen yang spesifik dan akan merespon dengan sangat cepat bila terjadi
infeksi kedua.
| |
Sel B
pembelah
|
Berfungsi
untuk menghasilkan lebih banyak lagi sel-sel limfosit B, yaitu membentuk sel
B plasma dan sel B pengingat
| |
Limfosit
T (sel T)
|
Sel
T pembunuh
|
Menyerang
pathogen yang masuk ke tubuh, sel
tubuh yang terinfeksi, serta sel kanker secara langsung
|
Sel
T pembantu
|
Menstimulasi
pembentukkan jenis sel T lainnya dan sel B plasma serta mengaktivasi makrofag
untuk melakukan fagositosis.
| |
Sel T
supresor
|
Menurunkan
dan menghentikan respons imun dengan cara menurunkan produksi antibodi serta
mengurangi aktivitas sel T pembunuh. Mekanisme
tersebut diperlukan ketika respon imun sudah mulai lebih dari yang
diperlukan, atau ketika infeksi sudah berhasil diatasi.
|
Adapun beberapa antibodi yang ada
dalam tubuh yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE. Berikut ini adalah table
tipe-tipe antibodi beserta karakteristiknya
No.
|
Tipe
Antibodi
|
Karakteristik
|
1.
|
IgM
|
Antibodi
ini dilepaskan ke aliran darah pada saat terjadi infeksi yang pertama kali
(respons kekebalan primer).
|
2.
|
IgG
|
Antibodi
ini banyak terdapat di dalam darah dan diproduksi saat terjadi infeksi kedua
(respons kekebalan sekunder).
IgG
juga mengalir melalui plasenta dan memberi kekebalan pasif dari ibu kepada
janin
|
3.
|
IgA
|
Antibodi
IgA dapat ditemukan dalam air mata, air ludah, keringat, dan membrane mukosa.
IgA berfungsi untuk mencegah infeksi pada permukaan epitelium. IgA juga
terdapat dalam kolostrum yang berfungsi untuk mencegah kematian bayi akibat
infeksi saluran pencernaan.
|
4.
|
IgD
|
Antibodi
ini ditemukan pada permukaan limfosit B sebagai reseptor dan berfungsi
merangsang pembentukan antibodi oleh sel B plasma.
|
5.
|
IgE
|
Antibodi
ini ditemukan terikat pada basophil di dalam sirkulasi darah dan mastosit di
dalam jaringan yang berfungsi memengaruhi sel untuk melepaskan histamine yang
terlibat dalam reaksi alergi.
|
Respons kekebalan tubuh terhadap
antigen dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kekebalan humoral (antibodi-mediated immunity) dan
kekebalan seluler (cell-mediated immunity).
1)
Kekebalan
Humoral
Kekebalan
humoran melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam cairan darah
limfe. Serangkaian respons terhadap pathogen ini disebut respons kekebalan primer.
Apabila antigen yang sama masuk kembali ke dalam tubuh dengan cepat tubuh
memberikan respons kekebalan sekunder
2)
Kekebalan
Seluler
Kekebalan
seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel-sel asing atau jaringan
tubuh yang terinfeksi secara langsung.
Berdasarkan
cara memperolehnya, kekebalan tubuh digolongkan menjad dua kelompok, yaitu
kekebalan aktif dan kekebalasan pasif.
1)
Kekebalan
Aktif
Kekbalan
aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri. Kekebalan ini
dapat diperoleh secara alami melalui penyakit (misal penyakit cacar) dan secara
buatan melalui vaksinasi. Vaksin berperan sebagai antigen yang akan memacu
tubuh membentuk antibodi guna melawan antigen tersebut. Dengan demikian tubuh
aktif membentuk pertahanan yang ditimbulkan disebut pertahanan aktif. Vaksinasi adalah pemberian vaksin kedalam tubuh seseorang untuk
memberikan kekebalan terhadap penyakit tersebut.
2)
Kekebalan
Pasif
Kekebalan
pasif merupakan kekebalan yang diperoleh setelah menerima antibodi dari luar.
Kekebalan ini dapat diperoleh secara alami melalui pemberan ASI dan secara
buatan melalui penyuntikan antiserum. Pertahanan
pasif merupakan pertahanan yang diberikan kepada individu dan
bersifat sementara. Prtahanan ini diberikan kepada tubuh yang sakit untuk
melawan antigen yang sudah ada. Dalam pertahanan pasif tubuh tidak membentuk
antibodi karena menerima antibodi yang sudah jadi.
SOAL
DAN PEMBAHASAN INDIKATOR 22
A.
Membentuk
antibodi
B. Menghentikan
respons imun
C.
Menyerang
pathogen yang masuk ke dalam tubuh
D.
Menstimulasi
pembentukan sel T lainnya dan sel B plasma
E.
Mengingat
antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh
Pembahasan
: sel T supresor berfungsi menurunkan dan menghentikan respons imun dengan cara
menurunkan produksi antibodi dan mengurangi aktivitas sel T pembunuh. Antibodi
ini banyak ditemukan dalam keringat dan berfungsi untuk mencegah infeksi pada
epithelium. Gambar yang menunjukkan struktur antibodi yang dimaksud yaitu . . .
2. Antibodi dalam tubuh dihasilkan oleh sel limfosit tipe . . .
A. Sel
B plasma
B.
Sel
T supresor
C.
Sel
B pembelah
D.
Sel
T pembantu
E.
Sel
T pembunuh
Pembahasan
: sel B plasa berfungsi menghasilkan antibodi dalam tubuh
3. Apa yang dimaksud dengan vaksinisasi . . .
A.
Membunuhan
pathogen
B. Proses
pemberian vaksin ke tubuh
C.
Menyalurkan
pathogen
D.
Merusak
tubuh pathogen
E.
Semua
jawaban salah
Pembahasan
: vaksinisasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam tubuh. Vaksin meruapakna
siapan antigen yang diberikan secara oral atau melalui untikan untuk merangsang
mekanisme pertahanan tubuh terhadap pathogen.
4. Fungsi dari sel B pembelah adalah . . .
A.
Membentuk
antibodi
B.
Mengingat
antigen yang pernah masuk
C. Membentuk
sel B plasma dan sel B pengingat
D.
Menyerang
pathogen
E.
Menurunkan
produksi antibodi
Pembahasan
: sel B pembelah berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B pengingat.
5. Suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit dengan jalan mencerna mikrobia/partikel asing disebut . . .
A.
Antibodi
B.
Limfosit
C.
Inflamasi
D. Fagositosis
E.
Interferon
Pembahasan
: fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel
fagosit dengan jalan mencerna mikrobia/partikel asing. Sle fagosit terdiri atas
dua jenis yaitu fagosit mononuclear dan polimorfonuklear.
6. Autoimunitas mengakibatkan beberapa penyakit di bawah ini, kecuali . . .
A.
Diabetes
mellitus
B.
Myasthenia
C.
Addison’s
disease
D.
Lupus
E. Aids
Pembahasan
: autoimunitas menyebabkan penyakit diabetes mellitus, myasthenia, addison’s
disease, dan lupus . sedangkan aids oenyakit yang disebabkan oleh melemahnya
kekebalan tubuh.
7. Beberapa cara kerja antibodi, di antara pilihan di bawah mana yang berfungsi menghalangi tempat pengikatan virus adalah . . .
A.
Fiksasi
B.
Vaksinasi
C.
Prespitasi
D. Netralisasi
E.
Aglutinasi
Pembahasan
: netralisasi bertugas menghalangi tempat pengikatan virus, membungkus bakteri
dan atau opsonisasi
8. Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas . . .
A. Menyerang
sel –sel tubuh yang terinfeksi
B.
Memakan
pathogen
C.
Menghancurkan
patugen
D.
Menghambat
pathogen
E.
Semua
jawaban salah
Pembahasan
: pada kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel-sel asing
atau jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung.
9. Respons tubuh yang lebih cepat terhadap infeksi kedua oleh antigen yang sama merupakan mekanisme pertahanan yang terbentuk karena tubuh …
A.
telah
mengembangkan kekebalan pasif
B. membentuk
antibodi dengan konsentrasi lebih tinggi
C.
mengenali
antigen melalui sel T supresor
D.
melemahkan
antigen melalui sel T siroroksik
E.
mencegah
aktivitas antigen dengan histamine
Pembahasan:
Pada saat terjadi infeksi antigen yang pertama akan terbentuk memori imunologi.
Apabila terjadi infeksi antigen yang sama untuk kedua kalinya, sel B pengingat
akan mengenalinya dan menstimulasi pembentukan sel B plasma. Sel B plasma akan
memproduksi antibodi lebih cepat dan dalam konsentrasi tinggi sehingga infeksi
lebih cepat ditangani.
10.
Efektivitas
proses pengaktifan antigen melalui mekanisme penggumpalan dapat terjadi karena antibodi
. . .
A.
memiliki
sisi aktif untuk semua tipe antigen
B.
mengaktifkan
makrofag untuk menangkap antigen
C. memiliki
lebih dari satu tempat pengikatan antigen
D.
menghasilkan
protein untuk mengikat antigen
E.
menghasilkan
lisosom untuk menghancurkan atigen
Pembahasan:
Antibodi dibentuk oleh tubuh ketika ada antigen yang masuk. Antigen merupakan
senyawa protein yang terdapat pada pathogen se lasing. Antibodi merupakan
senyawa protein yang berfungsi melawan antigen dengan cara mengikatnya. Antibodi
mempunyai lebih dari satu lengan. Setiap lengan memiliki tempat yang akan
mengikat antigen. Oleh karena antibodi memiliki lebih dari satu lengan sehingga
dapat mengikat antigen lebih banyak. Dengan demikian, akan terjadi penggumpalan
pada proses pengaktifan antigen
A.
sel
B menginduksi pembentukan sel plasma
B.
sel
B memori mengenali antigen bakteri
C.
sel
T penolong menetralkan antigen bakteri
D. sel
T repressor menurunkan produksi antibodi
E.
sel
T repressor mencegah pembentukan antibodi
Pembahasan:
Autoimunitas merupakan gangguan pada system kekebalan tubuh saat antibodi yang
diproduksi justru menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan
sel tubuh sendiri dengan se lasing. Dengan demikian, jumlah antibodi dalam
tubuh harus diturunkan. Penurunan antibodi tersebut melibatkan peran limfosit
sel T repressor (supresor). Sel T repressor (supresor) berfungsi menurunkan
atau menghentikan respons imun dengan cara menurnkan produksi anibodi dan
mengurangi aktivitas sel T pembunuh.
12. Salah satu perbedaan mendasar antara mekanisme pertahanan tubuh melalui imunitas seluler dan imunitas humoral adalah pada kinerja sel T sitotoksik yang berperan untuk . . .
12. Salah satu perbedaan mendasar antara mekanisme pertahanan tubuh melalui imunitas seluler dan imunitas humoral adalah pada kinerja sel T sitotoksik yang berperan untuk . . .
A. menghancurkan
sel tubuh yang terinfeksi
B.
memprbaiki
sel tubuh yang terinfeksi
C.
menekan
kerusakan sel tubuh yang terinfeksi
D.
menghancurkan
pathogen di luar sel tubuh
E.
memperkuat
membrane sel tubuh yang sehat.
Pembahasan:
Mekanisme pertahanan tubuh melalui imunitas humoral dengan imunitas seluler
melibatkan sel yang berbeda. Imunitas huoral melibatkan aktivitas sel B dan antibodi
yang beredar dalam cairan darah dan limfa. Sementara itu, imunitas seluler
melibatkan sel T yang bertugas menyerang atau menghancurkan sel-sel asing atau
sel-sel (jaringan) tubuh yang terinfeksi secara langsung.
A.
sel
T pembunuh segera membunuh penyebab infeksi tersebut
B. sel
B pengingat menstimulasi pembentukann sel B plasma
C.
sel
T supresor menekan kerja sel T pembunuh
D.
sel
B pembelah membentuk sel B plasma
E.
sel
T pembantu memproduksi antibodi
Pembahasan:
Apabila terjadi infeksi untuk yang kedua kainya karena pathogen yang sama, akan
muncul system imun sekunder. Sel B pengingat memilki tugas untuk mengingat
atigen yang pernah menyerang. Oleh karena itu, apabila terjadi infeksi untuk
yang kedua kalinya, sel B pengingat akan mnstimulasi pembentukan sel B plasma.
Sel B plasma akan memproduksu antibodi. Dengan demikian, respons imun sekunder
lebih cepat dan konsentrasi antibodi yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan
dengan respons imun primer karena adanya memori imunologi.
1) Limfosit
2) Rambut hidung
3) Kulit
4) Membran mukosa
5) Antibodi
Komponen
yang terlibat dalam system pertahanan tubuh nonspesifik terdapat pada nomor . .
.
A.
1,2,3
B.
1,3,5
C. 2,3,4
D.
2,3,5
E.
3,4,5
Sistem
pertahanan tubuh nonspesifik merupakan pertahanan tubuh yang tidak membedakan
mikrobia pathogen satu dengan lainnya. Mikrobia penyebab penyakit dan benda
asing saat akan menginfeksi tubuh harus melalui system pertahanan tubuh
nonspesifik terlebih dahulu. Apabila system pertahanan tubuh nonspesifik tidak
mampu menghancurkannya, zat penginfeksi tersebut akan menghadapi system
pertahanan tubuh spesifik. Contoh dari system pertahanan tubuh nonspesifik
yaitu kulit, membrane mukosa, tambut hidungm silia pada trakea, cairan sekresi
dari kulit, inflamasi, sel-sel fagosit, dan protein antimikrobia. Adapun
limfosit dan antibodi termasuk dalam system pertahanan tubuh spesifik.
A.
Limfosit
B.
Monosit
C.
Mastosit
D. Trombosit
E.
Protein
antimikrobia
Pembahasan
: di dalam sistem imun tedapat beberapa cara pertahanan yaitu limfosit dan antibodi
yang spesifik. Sedangkan mososit, mastosit dan protein antimikrobia adalah
pertahanan nonspesifik.
No comments:
Post a Comment