Wednesday, 8 April 2015

Indikator 22: Mekanisme Pertahanan Tubuh

Sistem pertahanan tubuh berfungsi melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk ke tubuh. Benda asing tersebut dapat berupa mikroorganisme penyebab penyakit (pathogen), misalnya virus, bakteri, jamur, dan Protozoa bersel satu.

 

1.      Fungsi Sistem Pertahanan Tubuh
·         Penangkal “ benda” asing yang masuk ke dalam tubuh.
·         Untuk keseimbanagn fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua.
·         Sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi, atau ganas, serta menghancurkannya.
Sistem imun tidak dapat dibentuk dalam waktu yang singkat. Respon imun tubuh alamiah terhadap serangan pathogen baru akan muncul dalam waktu 24 jam.

2.      Jenis Sistem Pertahanan Tubuh
 
a.       Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik
          Sistem pertahanan tubuh nonspesifik merupakan pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikroorganisme pathogen satu dengan yang lainnya
1)             Pertahanan yang Terdapat di Permukaan Tubuh
a)      Pertahanan fisik.
Kulit dan membrane mukosa memberikan penghalang fisik bagi jalan masuknya pathogen ke dalam tubuh. Lapisan luar sel-sel kulit mati yang keras mengandung keratin dan sangat sedikit air, sehingga pertumbuhan pathogen menjadi terhambat. Contohnya adalah:
·         Air Mata: Kelenjar lakrimal mensekresi air mata, yang melarutkan dan mencuci mikroorganisme dan bahan kimia penyebab iritasi mata
·         Sebum (Minyak): Sebum diekskresikan oleh kelenjar sebaceous, mengandung asam lemak yang memiliki aksi antimikrobal.
·         Mukus: Hasil ekskresi sel-sel goblet yang terdapat di sepanjang saluran pernapasan. Mukus merupakan cairan lender yang lengket sehingga dapat memerangkap pathogen yang berasal dari udara.

b)      Pertahanan mekanis.
Dilakukan oleh rambut hidung dan silia. Rambut hidup berfungsi sebagai “filter” udara yang melewati saluran hidung. Bakteri dan partikel lain yang terperangkap di mukus akan diserap keluar dari paru-paru oleh silia
 
c)      Pertahanan kimiawi.
Dilakukan oleh sekret yang dihasilkan kulit dan membrane mukosa. Air mata, mukus, saliva, dan keringat semuanya mengandung zat kimia yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Biasanya ditemukan enzim Lisozim di anatar mereka. Lisozim mengkatalis hidrolisis molekul dinding sel bakteri.  Selain itu ada asam hidroklorik yang terdapat pada cairan lambung membunuh sebagian besar mikroorganisme yang masuk ke lambung.

d)     Pertahanan biologis.
Dilakukan oleh populasi bakteri tidak berbahaya yang hidup di kulit dan membrane mukosa. Bakteri tersebut melakukan pertahan dengan cara berkompetisi dengan bakteri pathogen dalam mendapatkan nutrient.

e)      Pertahanan tubuh oleh sel darah putih.
Sel darah putih berfungsi sebagai perthanan tubuh terhadap patogen. Terdapat lima jenis sel darah putih yang terdapat di sumsum tulang. Sel darah putih tersebut adalah  neutrofil, eosinofil, basofil, monosit dan limfosit.
·         Neutrofil memiliki ciri nucleus berlobus, dan merupakan sel darah putih terbesar. Netrofil memiliki fungsi fagositosis yaitu menelan mikroorganisme dan sisa-sisa sel mati.
·         Eosinofil memilikin peranan dalam reaksi alergi.
·         Basofil dapat melepaskan senyawa kimia seperti histaminyang menyebabkan reaksi inflamasi.
·         Monosit akan berkembang menjadi makrofag yang juga berfungsi fagositosis.
·         Limfosit terdiri atas 2 jenis sel yaitu Limfosit B dan Limfosit T. Limfosit B berpera dalam antibodi-mediated immunity sementara Limfosit T berperan dalam cell-mediated immunity.
Neutrofil dan Limfosit menyusun 90% dari sel darah putih dalam tubuh, dan sisanya 10% disusun oleh monosit, eusinofil, dan  basofil.


2)             Respons Peradangan (Inflamasi)
Inflamasi merupakan respons tubuh terhadap kerusakan jaringan, misalnya akibat tergores atau benturan keras. Proses ini dipengaruhi oleh histamine dan prostaglandin. Inflamasi sanagt berguna sebagai perthanan tubuh, sebab reaksi tersebut mencegah penyebaran infeksi ke jaringan lain dan mempercepat proses penyembuhan.

3)             Fagositosis
Fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit, dengan jalan mencerna (memakan) mikroorganisme/partikel asing yang masuk ke tubuh. Contohnya adalah ketika sel darah putih menelan pathogen, membawanya ke dalam vakuola yang terdapat pada sitoplasma sel tersebut, lalu dicerna dengan enzim litik.

4)             Protein Antimikroba
Jenis protein yang berperan dalam system pertahanan tubuh nonspesiik yaitu protein komplemen dan interferon. Protein komplemen membunuh bakteri penginfeksi dengan cara membentuk lubang pada dinding sel dan membrane plasma bakteri tersebut. Interferon akan membentuk zat yang mampu mencegah replikasi virus sehingga serangan virus dapat dicegah.

 

b.      Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik

          Sistem ini bekerja apabila pathogen telah berhasil melewati system pertahanan tubuh nonspesifik. System kekebalan tubuh ini melibatkan peran limfosit dan antibodi. Selain itu adapula imunitas yang diperantai sel. Imunitas ini melibatkan sel dalam menyerang organisme asing. Pertahanan ini dilakukan oleh sel T. Sel T terdiri dari 3 jenis yaitu pembunuh, pembantu, dan supresor. Antibodi dihasilkan oleh limfosit B dan teraktivasi bila mengenali antigen yang terdapat pada permukaan sel pathogen, dengan bantuan sel limfosit T. Terdapat 3 jenis sel limfosit B, yaitu sel B plasma, pengingat, dan pembelah. Ketika suatu pathogen masuk dalam tubuh dan mampu melewati pelindung lapis pertama dan kedua pada sistem pertahanan alami, misal sel limfosit B dan sel limfosit T yang memiliki reseptor antigen A akan membelah dan berdiferensiasi. Hasil pembelahan dan diferensiasi tersebut akan membentuk dua klon. Klon pertama menghasilkan sel-sel efektor, sedangkan klon kedua menghasilkan sel-sel memori.
          Apabila kemudian antibodi menang melawan antigen maka tubuh akan sehat dan memiliki sel memori untuk melawan antigen yang sama di waktu yang akan datang. Oleh karena itu, jika suatu saat orang tersebut dimasuki oleh antigen (kuman) berjenis sama, tubuh orang tersebut akan mengaktifkan sel-sel memori yang telah terbentuk sebelumnya. Waktu untuk menanggapi dan melawan kuman tersebut cenderung lebih pendek di bandingkan respons pertahanan primer. Hal ini disebut respons pertahanan sekunder.

          Berikut adalah tabel jenis-jenis limfosit beserta fungsinya.
Tipe Limfosit
Jenis Limfosit
Fungsi
Limfosit B (sel B)
Sel B plasma
Mensekresikan antibodi ke system sirkulasi tubuh. Setiap antibodi sifatnya spesifik terhadap satu antigen patogenik.
Sel B pengingat
Mengingat antigen yang perna masuk ke tubuh. Sel yang deprogram untuk mengingat suatu antigen yang spesifik dan akan merespon dengan sangat cepat bila terjadi infeksi kedua.
Sel B pembelah
Berfungsi untuk menghasilkan lebih banyak lagi sel-sel limfosit B, yaitu membentuk sel B plasma dan sel B pengingat
Limfosit T (sel T)
Sel T pembunuh
Menyerang pathogen  yang masuk ke tubuh, sel tubuh yang terinfeksi, serta sel kanker secara langsung
Sel T pembantu
Menstimulasi pembentukkan jenis sel T lainnya dan sel B plasma serta mengaktivasi makrofag untuk melakukan fagositosis.
Sel T supresor
Menurunkan dan menghentikan respons imun dengan cara menurunkan produksi antibodi serta mengurangi aktivitas sel T pembunuh. Mekanisme tersebut diperlukan ketika respon imun sudah mulai lebih dari yang diperlukan, atau ketika infeksi sudah berhasil diatasi.

          Adapun beberapa antibodi yang ada dalam tubuh yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE. Berikut ini adalah table tipe-tipe antibodi beserta karakteristiknya

No.
Tipe Antibodi
Karakteristik
1.
IgM
Antibodi ini dilepaskan ke aliran darah pada saat terjadi infeksi yang pertama kali (respons kekebalan primer).
2.
IgG
Antibodi ini banyak terdapat di dalam darah dan diproduksi saat terjadi infeksi kedua (respons kekebalan sekunder).
IgG juga mengalir melalui plasenta dan memberi kekebalan pasif dari ibu kepada janin
3.
IgA
Antibodi IgA dapat ditemukan dalam air mata, air ludah, keringat, dan membrane mukosa. IgA berfungsi untuk mencegah infeksi pada permukaan epitelium. IgA juga terdapat dalam kolostrum yang berfungsi untuk mencegah kematian bayi akibat infeksi saluran pencernaan.
4.
IgD
Antibodi ini ditemukan pada permukaan limfosit B sebagai reseptor dan berfungsi merangsang pembentukan antibodi oleh sel B plasma.
5.
IgE
Antibodi ini ditemukan terikat pada basophil di dalam sirkulasi darah dan mastosit di dalam jaringan yang berfungsi memengaruhi sel untuk melepaskan histamine yang terlibat dalam reaksi alergi.

          Respons kekebalan tubuh terhadap antigen dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kekebalan humoral (antibodi-mediated immunity) dan kekebalan seluler (cell-mediated immunity).

1)             Kekebalan Humoral
Kekebalan humoran melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam cairan darah limfe. Serangkaian respons terhadap pathogen ini disebut respons kekebalan primer. Apabila antigen yang sama masuk kembali ke dalam tubuh dengan cepat tubuh memberikan respons kekebalan sekunder

2)             Kekebalan Seluler
Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel-sel asing atau jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung.

          Berdasarkan cara memperolehnya, kekebalan tubuh digolongkan menjad dua kelompok, yaitu kekebalan aktif dan kekebalasan pasif.

1)             Kekebalan Aktif
Kekbalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri. Kekebalan ini dapat diperoleh secara alami melalui penyakit (misal penyakit cacar) dan secara buatan melalui vaksinasi. Vaksin berperan sebagai antigen yang akan memacu tubuh membentuk antibodi guna melawan antigen tersebut. Dengan demikian tubuh aktif membentuk pertahanan yang ditimbulkan disebut pertahanan aktif. Vaksinasi adalah pemberian vaksin kedalam tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tersebut.

2)             Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh setelah menerima antibodi dari luar. Kekebalan ini dapat diperoleh secara alami melalui pemberan ASI dan secara buatan melalui penyuntikan antiserum. Pertahanan pasif merupakan pertahanan yang diberikan kepada individu dan bersifat sementara. Prtahanan ini diberikan kepada tubuh yang sakit untuk melawan antigen yang sudah ada. Dalam pertahanan pasif tubuh tidak membentuk antibodi karena menerima antibodi yang sudah jadi.

         



 

SOAL DAN PEMBAHASAN INDIKATOR 22

 
1.      Sel T supresor merupakan tipe limfosit yang berfungsi .  .  .
A.    Membentuk antibodi

B.     Menghentikan respons imun

C.     Menyerang pathogen yang masuk ke dalam tubuh

D.    Menstimulasi pembentukan sel T  lainnya dan sel B plasma

E.     Mengingat antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh
 
Pembahasan : sel T supresor berfungsi menurunkan dan menghentikan respons imun dengan cara menurunkan produksi antibodi dan mengurangi aktivitas sel T pembunuh. Antibodi ini banyak ditemukan dalam keringat dan berfungsi untuk mencegah infeksi pada epithelium. Gambar yang menunjukkan struktur antibodi yang dimaksud yaitu . . .

2.      Antibodi dalam tubuh dihasilkan oleh sel limfosit tipe . . .
A.    Sel B plasma
B.     Sel T supresor
C.     Sel B pembelah
D.    Sel T pembantu
E.     Sel T pembunuh

Pembahasan : sel B plasa berfungsi menghasilkan antibodi dalam tubuh

3.      Apa yang dimaksud dengan vaksinisasi . . .
A.    Membunuhan pathogen
B.     Proses pemberian vaksin ke tubuh
C.     Menyalurkan pathogen
D.    Merusak tubuh pathogen
E.     Semua jawaban salah

Pembahasan : vaksinisasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam tubuh. Vaksin meruapakna siapan antigen yang diberikan secara oral atau melalui untikan untuk merangsang mekanisme pertahanan tubuh terhadap pathogen.

4.      Fungsi dari sel B pembelah adalah . . .
A.    Membentuk antibodi
B.     Mengingat antigen yang pernah  masuk
C.    Membentuk sel B plasma dan sel B pengingat
D.    Menyerang pathogen
E.     Menurunkan produksi antibodi

Pembahasan : sel B pembelah berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B pengingat.

5.      Suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit dengan jalan mencerna mikrobia/partikel asing disebut . . .
A.    Antibodi
B.     Limfosit
C.     Inflamasi
D.    Fagositosis
E.     Interferon

Pembahasan : fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit dengan jalan mencerna mikrobia/partikel asing. Sle fagosit terdiri atas dua jenis yaitu fagosit mononuclear dan polimorfonuklear.

6.      Autoimunitas mengakibatkan beberapa penyakit di bawah ini, kecuali . . .
A.    Diabetes mellitus
B.     Myasthenia
C.     Addison’s disease
D.    Lupus
E.     Aids

Pembahasan : autoimunitas menyebabkan penyakit diabetes mellitus, myasthenia, addison’s disease, dan lupus . sedangkan aids oenyakit yang disebabkan oleh melemahnya kekebalan tubuh.

7.      Beberapa cara kerja antibodi, di antara pilihan di bawah mana yang berfungsi menghalangi tempat pengikatan virus adalah . . .
A.    Fiksasi
B.     Vaksinasi
C.     Prespitasi
D.    Netralisasi
E.     Aglutinasi

Pembahasan : netralisasi bertugas menghalangi tempat pengikatan virus, membungkus bakteri dan atau opsonisasi

8.      Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas . . .
A.    Menyerang sel –sel tubuh yang terinfeksi
B.     Memakan pathogen
C.     Menghancurkan patugen
D.    Menghambat pathogen
E.     Semua jawaban salah

Pembahasan : pada kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel-sel asing atau jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung.

9.      Respons tubuh yang lebih cepat terhadap infeksi kedua oleh antigen yang sama merupakan mekanisme pertahanan yang terbentuk karena tubuh …
A.    telah mengembangkan kekebalan pasif
B.     membentuk antibodi dengan konsentrasi lebih tinggi
C.     mengenali antigen melalui sel T supresor
D.    melemahkan antigen melalui sel T siroroksik
E.     mencegah aktivitas antigen dengan histamine

Pembahasan: Pada saat terjadi infeksi antigen yang pertama akan terbentuk memori imunologi. Apabila terjadi infeksi antigen yang sama untuk kedua kalinya, sel B pengingat akan mengenalinya dan menstimulasi pembentukan sel B plasma. Sel B plasma akan memproduksi antibodi lebih cepat dan dalam konsentrasi tinggi sehingga infeksi lebih cepat ditangani.

10.  Efektivitas proses pengaktifan antigen melalui mekanisme penggumpalan dapat terjadi karena antibodi . . .
A.    memiliki sisi aktif untuk semua tipe antigen
B.     mengaktifkan makrofag untuk menangkap antigen
C.    memiliki lebih dari satu tempat pengikatan antigen
D.    menghasilkan protein untuk mengikat antigen
E.     menghasilkan lisosom untuk menghancurkan atigen

Pembahasan: Antibodi dibentuk oleh tubuh ketika ada antigen yang masuk. Antigen merupakan senyawa protein yang terdapat pada pathogen se lasing. Antibodi merupakan senyawa protein yang berfungsi melawan antigen dengan cara mengikatnya. Antibodi mempunyai lebih dari satu lengan. Setiap lengan memiliki tempat yang akan mengikat antigen. Oleh karena antibodi memiliki lebih dari satu lengan sehingga dapat mengikat antigen lebih banyak. Dengan demikian, akan terjadi penggumpalan pada proses pengaktifan antigen

 11.  Pengendalian reaksi automunitas secara alami oleh tubuh dapat terjadi melalui peran limfosit dengan mekanisme . . .
A.    sel B menginduksi pembentukan sel plasma
B.     sel B memori mengenali antigen bakteri
C.     sel T penolong menetralkan antigen bakteri
D.    sel T repressor menurunkan produksi antibodi
E.     sel T repressor mencegah pembentukan antibodi

Pembahasan: Autoimunitas merupakan gangguan pada system kekebalan tubuh saat antibodi yang diproduksi justru menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan sel tubuh sendiri dengan se lasing. Dengan demikian, jumlah antibodi dalam tubuh harus diturunkan. Penurunan antibodi tersebut melibatkan peran limfosit sel T repressor (supresor). Sel T repressor (supresor) berfungsi menurunkan atau menghentikan respons imun dengan cara menurnkan produksi anibodi dan mengurangi aktivitas sel T pembunuh.

12.  Salah satu perbedaan mendasar antara mekanisme pertahanan tubuh melalui imunitas seluler dan imunitas humoral adalah pada kinerja sel T sitotoksik yang berperan untuk . . .
A.    menghancurkan sel tubuh yang terinfeksi
B.     memprbaiki sel tubuh yang terinfeksi
C.     menekan kerusakan sel tubuh yang terinfeksi
D.    menghancurkan pathogen di luar sel tubuh
E.     memperkuat membrane sel tubuh yang sehat.

Pembahasan: Mekanisme pertahanan tubuh melalui imunitas humoral dengan imunitas seluler melibatkan sel yang berbeda. Imunitas huoral melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam cairan darah dan limfa. Sementara itu, imunitas seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang atau menghancurkan sel-sel asing atau sel-sel (jaringan) tubuh yang terinfeksi secara langsung.

 13.  Apabila terjadi infeksi oleh pathogen yang sama untuk kedua kalinya, system imun akan merespons dengan cara …
A.    sel T pembunuh segera membunuh penyebab infeksi tersebut
B.     sel B pengingat menstimulasi pembentukann sel B plasma
C.     sel T supresor menekan kerja sel T pembunuh
D.    sel B pembelah membentuk sel B plasma
E.     sel T pembantu memproduksi antibodi

Pembahasan: Apabila terjadi infeksi untuk yang kedua kainya karena pathogen yang sama, akan muncul system imun sekunder. Sel B pengingat memilki tugas untuk mengingat atigen yang pernah menyerang. Oleh karena itu, apabila terjadi infeksi untuk yang kedua kalinya, sel B pengingat akan mnstimulasi pembentukan sel B plasma. Sel B plasma akan memproduksu antibodi. Dengan demikian, respons imun sekunder lebih cepat dan konsentrasi antibodi yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan respons imun primer karena adanya memori imunologi.

 14.  Perhatikan system pertahanan tubuh berikut!
1)      Limfosit
2)      Rambut hidung
3)      Kulit
4)      Membran mukosa
5)      Antibodi
Komponen yang terlibat dalam system pertahanan tubuh nonspesifik terdapat pada nomor . . .
A.    1,2,3
B.     1,3,5
C.    2,3,4
D.    2,3,5
E.     3,4,5

Sistem pertahanan tubuh nonspesifik merupakan pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikrobia pathogen satu dengan lainnya. Mikrobia penyebab penyakit dan benda asing saat akan menginfeksi tubuh harus melalui system pertahanan tubuh nonspesifik terlebih dahulu. Apabila system pertahanan tubuh nonspesifik tidak mampu menghancurkannya, zat penginfeksi tersebut akan menghadapi system pertahanan tubuh spesifik. Contoh dari system pertahanan tubuh nonspesifik yaitu kulit, membrane mukosa, tambut hidungm silia pada trakea, cairan sekresi dari kulit, inflamasi, sel-sel fagosit, dan protein antimikrobia. Adapun limfosit dan antibodi termasuk dalam system pertahanan tubuh spesifik.

 15.  Mekanisme sistem kekebalan tubuh dalam melindungi tubuh dari serangan mikrobia penyebab penyakit (pathogen) menggunakan komponen berikut ini, kecuali . . .
A.    Limfosit
B.     Monosit
C.     Mastosit
D.    Trombosit
E.     Protein antimikrobia

Pembahasan : di dalam sistem imun tedapat beberapa cara pertahanan yaitu limfosit dan antibodi yang spesifik. Sedangkan mososit, mastosit dan protein antimikrobia adalah pertahanan nonspesifik.

 

 

No comments:

Post a Comment